Perkembangan harga minyak mentah Indonesia Periode 2017-2019.

Jakarta, Petrominer – Harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional terus menguat sejak memasuki tahun 2019 usai menurun di penghujung tahun 2018. Tren ini ikut mendongkrak kenaikan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP).

Penguatan harga ini diperkirakan bisa bertahan memasuki sepanjang bulan Maret 2019. Pasalnya, negara-negara OPEC dan beberapa negara Non-OPEC masih patuh dengan kesepakatan untuk mengurangi produksi minyak mentah.

Berdasarkan hasil perhitungan Formula ICP, rata-rata harga minyak mentah Indonesia bulan Pebruari 2019 mencapai US$ 61,31 per barel. Angka ini naik sebesar US$ 4,76 per barel dari US$ 56,55 per barel pada bulan sebelumnya.

Sementara ICP SLC mencapai US$ 62,42 per barel, naik sebesar sebesar US$ 4,96 per barel dari US$ 57,46 per barel pada Januari 2019.

Dalam laporan bulan Maret 2019, Tim Harga Minyak Indonesia menyebutkan bahwa perkembangan ini sejalan dengan kenaikan harga yang terjadi di kawasan Asia Pasifik. Hal itu terjadi karena dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan produk minyak mentah dari India, dan masih berlanjutnya kebijakan stimulus ekonomi di China untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

Tim harga juga mencatat tren kenaikan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan Pebruari 2019 dibandingkan Januari 2019:

  • Dated Brent naik US$ 4,57 per barel dari US$ 59,46 per barel menjadi US$ 64,03 per barel.
  • WTI (Nymex) naik US$ 3,43 per barel dari US$ 51,55 per barel menjadi US$ 54,98 per barel.
  • Basket OPEC naik US$ 5,01 per barel dari US$ 58,74 per barel menjadi US$ 63,75 per barel.
  • Brent (ICE) naik US$ 4,19 per barel dari US$ 60,24 per barel menjadi US$ 64,43 per barel.
Perkembangan harga minyak mentah dunia berdasarkan publikasi Platt’s periode 2017-2019.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional. Pertama, tingkat kepatuhan yang tinggi negara-negara OPEC dan beberapa negara Non-OPEC dalam mengimplementasikan pengurangan produksi minyak mentah. Kedua, pernyataan Arab Saudi terkait rencana pengurangan produksi minyak mentah menjadi sebesar 9,8 juta barel per hari di bulan Maret 2019.

Dan ketiga, produksi minyak mentah dari Lapangan Safaniyah di Arab Saudi, lapangan minyak mentah offshore terbesar di dunia dengan kapasitas produksi lebih dari 1 juta barel per hari, mengalami penurunan produksi akibat terpotongnya main power cable.

Selain itu, kenaikan juga dipicu oleh publikasi OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) bulan Pebruari 2019, yang melaporkan penurunan pasokan minyak mentah global di bulan Januari 2019 sebesar 1,03 juta bph menjadi 99,32 juta bph.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here