Jakarta, Petrominer – Kementerian Kesehatan secara fenomenal mengklaim bahwa penggunaan alat-alat kesehatan yang berasal dari industri dalam negeri telah mencapai 48 persen pada tahun 2023. Angka ini meningkat pesat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang berkisar 12-15 persen.
Hal tersebut dikemukakan Direktur Ketahanan, Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Roy Himawan, dalam kesempatan temu pers berkenan dengan penyelenggaraan IndoHealthCare Gakeslab Expo, Kamis (25/7).
Roy menegaskan, Pemerintah mengapresiasi capaian ini. Dia pun berharap nantinya akan lebih memperkuat akses industri di dalam negeri.
Menurut Roy, kondisi tersebut pada akhirnya akan membawa pada terwujudnya resiliensi ataupun sistem ketahanan industri alat Kesehatan dari hulu sampai ke hilir. Untuk itu, Pemerintah melalui Ditjen Farmakes senantiasa berupaya agar industri alat kesehatan dan ekosistemnya dapat bertumbuh secara maksimal di dalam negeri.
“Caranya adalah melakukan berbagai aktivasi penelitian, pengembangan, ekstensifikasi produksi sampai pasar, yang semuanya ditujukan bagi pertumbuhan perkembangan industri di dalam negeri. Termasuk salah satunya melalui pembentukan akses pasar yang dilakukan bersama dengan asosiasi terkait yakni Gakeslab, guna meyakinkan besarnya potensi industri alat kesehatan di dalam negeri,” paparnya.
Kian bertumbuhnya pasar di Indonesia menjadi double digit dibandingkan negara-negara lainnya menjadi peluang yang terbuka bagi bertumbuhnya industri kesehatan di dalam negeri. Salah satunya melalui penyelenggaraan Indo Health Care Gakeslab Expo 2024 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, pada 31 Juli sampai 2 Agustus 2024.
CEO Krista Exhibition, Daud D. Salim, menjelaskan bahwa pameran ini akan diikuti oleh 120 perusahaan dengan 10 perusahaan di antaranya adalah UMKM. Acara juga diikuti para peserta yang berasal dari 8 negara termasuk Indonesia sebagai tuan rumah, Selandia Baru, Tiongkok, Thailand, Malaysia, Singapura, Jepang, dan India.
Pameran yang diselenggarakan untuk ke-14 kalinya ini akan memfokuskan pada aktivitas business matching dan business networking yang secara khusus dirancang untuk mempertemukan para pelaku usaha dan lembaga keuangan dengan para akademisi/peneliti (B to Academy), para pelaku usaha dengan End-user (Business to Hospital/Health Care Units), para pelaku usaha dengan Distributor/Importir/Supplier.
Aktivitas business matching, yang mempertemukan para pelaku bisnis untuk mengembangkan bisnis, juga akan membuka peluang investasi industri dalam negeri, yang ditargetkan dapat menarik 10.000 pengunjung selama tiga hari.