Dukung Hilirisasi Nikel, Danantara Indonesia dan INA Gandeng Eramet

0
551
Disaksikan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Emmanuel Macron, ditandatangani kesepakatan kerja sama antara Danantara, Indonesia Investment Authority (INA), dan Eramet terkait mineral kritis untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik dan hilirisasi nikel, Rabu (28/5). (BPMI Setpres)

Jakarta, Petrominer – Danantara Indonesia dan Indonesia Investment Authority (INA) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan asal Prancis, Eramet, untuk menjajaki pembentukan platform investasi strategis di sektor nikel, dari operasi hulu hingga hilir. Kemitraan ini juga bertujuan untuk mengembangkan ekosistem bahan baku baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang berkelanjutan dan terintegrasi di Indonesia.

Penandatanganan kerjasama tersebut disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Negara, Rabu (28/5).

Dalam penerapan kerja sama ini, para pihak sepakat bahwa pengelolaan aset tidak hanya harus mengedepankan efisiensi dan nilai ekonomi, tetapi juga harus berlandaskan standar internasional yang ketat. Para pihak akan melakukan penilaian awal guna mengidentifikasi proyek paling tepat untuk memaksimalkan potensi ekosistem EV nasional, sekaligus menyiapkan peta jalan untuk kolaborasi ke depan.

Chief Investment Officer Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir, meyatakan kemitraan ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat global dalam rantai pasok baterai EV.

Pandu menjelaskan Danantara Indonesia dan INA akan mengelola pembiayaan jangka panjang untuk mendukung pengembangan investasi. Sementara Eramet berkontribusi melalui keahlian teknis dan pengalaman dalam menjalankan proyek pertambangan skala besar sesuai standar berkelanjutan internasional.

Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, menyambut positif kemitraan ini dan menyatakan inisiatif ini merupakan langkah penting dalam memperkuat rantai pasok dan hilirisasi mineral penting Indonesia, khususnya nikel, selaras dengan fokus investasi INA di sektor mineral dan hilirisasi.

“Kolaborasi strategis antara Eramet, Danantara Indonesia, dan INA memadukan keunggulan teknis serta rekam jejak global dalam pengelolaan tambang berkelanjutan dengan perancangan struktur pendanaan jangka panjang yang mendukung pertumbuhan industri. Sinergi ini mencerminkan komitmen kolektif untuk membangun fondasi industri bernilai tambah di dalam negeri serta mendorong masuknya investasi berkualitas ke sektor-sektor strategis nasional,” ujar Ridha.

Sementara Chief Executive Officer Eramet Group, Paulo Castellari, mengatakan bahwa sejak tahun 2006, Eramet telah memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan salah satu cadangan nikel terbesar di Indonesia. Eramet hadir melalui operasional pertambangan nikelnya di Weda Bay, Maluku.

“Dengan fokus pada pengolahan hilir, transisi energi, dan mineral kritis, prioritas Danantara Indonesia dan INA sejalan dengan ambisi strategis Eramet di Indonesia,” ungkap Paulo.

Sebagai bagian dari komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, pada tahun 2024, Eramet Indonesia menjalin kemitraan dengan Badan Geologi untuk memulai studi dan eksplorasi mineral kritis, termasuk lithium, guna mendukung target transisi energi nasional. Eramet telah meninjau berbagai peluang untuk berpartisipasi dalam rantai nilai baterai EV berbasis nikel di Indonesia.

“Kami siap memberikan kontribusi melalui keahlian kami di bidang pertambangan berkelanjutan serta komitmen jangka panjang dalam mengembangkan industri strategis di tanah air,” tegasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here