Tips Cegah Kebakaran Akibat Kebocoran Listrik

0
741
Pemeriksaan instalasi listrik di rumah pelanggan oleh PLN UID Jakarta Raya. (Petrominer/Fachry Latief)

Jakarta, Petrominer – Kebakaran akibat korsleting listrik masih menjadi salah satu ancaman serius di Jakarta dan berbagai wilayah lainnya. Belum lama ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menyatakan hampir 90 persen kasus kebakaran di Jakarta disebabkan oleh korsleting listrik yang umumnya berawal dari kelalaian serta instalasi listrik yang tidak memenuhi standar keamanan.

President Director Schneider Electric Indonesia & Timor-Leste, Martin Setiawan, mengatakan  pihaknya berkomitmen membantu masyarakat mengenali risiko kelistrikan sejak dini. Schneider Electric secara aktif menjalankan kampanye nasional Gerakan Listrik Aman guna meningkatkan kesadaran masyarakat.

“Melalui kampanye Gerakan Listrik Aman, kami secara konsisten memberikan edukasi kepada masyarakat sebagai langkah nyata untuk mencegah potensi kebakaran di rumah akibat korsleting atau kebocoran arus listrik,” ujar Martin, Senin (28/7).

Menurutnya, dengan meningkatkan kesadaran dan akses masyarakat terhadap sistem kelistrikan yang aman dan sesuai standar, lebih banyak keluarga dapat dilindungi. Ini juga sejalan dengan upaya Pemerinnah dalam menciptakan lingkungan hunian yang lebih terlindungi.

Martin menekankan pentingnya upaya pencegahan sejak dari rumah. Tentunya, melalui langkah-langkah sederhana namun efektif.

Berikut adalah lima langkah penting yang bisa dilakukan agar rumah terlindung dari risiko kebakaran akibat korsleting listrik:

Pertama, gunakan stopkontak secara bijak dan biasakan memutus aliran listrik saat tidak digunakan. Mematikan dan mencabut peralatan elektronik yang tidak digunakan adalah kebiasaan sederhana namun sangat efektif untuk mencegah korsleting listrik. Selain mengurangi risiko kebakaran, langkah ini juga membantu menghemat konsumsi listrik harian.

Sama pentingnya, pastikan stopkontak yang digunakan memiliki kualitas baik dan memenuhi standar keamanan. Stopkontak dengan bahan plastik yang tidak tahan panas atau tidak dirancang untuk arus tinggi berisiko meleleh, terbakar, dan memicu kebakaran di rumah.

Kedua, periksa dan rawat sistem kelistrikan secara teratur. Membiasakan diri memeriksa instalasi listrik di rumah secara rutin dapat membantu melindungi keluarga dari risiko korsleting yang kerap memicu kebakaran. Pastikan kabel-kabel listrik di area yang sering digunakan seperti dapur, kamar tidur, dan ruang keluarga dalam kondisi baik, tidak ada stop kontak yang longgar atau kelebihan beban, serta segera ganti perangkat listrik yang sudah usang atau rusak.

Perawatan sederhana ini tidak hanya menjaga keselamatan, tetapi juga meningkatkan kenyamanan hunian dan memastikan instalasi listrik tetap optimal.

Ketiga, lengkapi rumah dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Memiliki APAR di rumah adalah bentuk perlindungan awal yang penting untuk mengantisipasi kebakaran, terutama yang dipicu korsleting listrik. Tempatkan APAR di titik-titik strategis seperti dapur atau dekat panel listrik, dan pastikan seluruh penghuni memahami cara penggunaannya.

Tips cegah kebakaran akibat kebocoran listrik (korsleting).

Keempat, pastikan instalasi listrik memenuhi standar keselamatan dan dikerjakan oleh Instalatur Bersertifikat. Pemda DKI Jakarta menyatakan akan terus memperkuat pengawasan instalasi listrik di lingkungan permukiman. Ini sebagai langkah pencegahan terhadap kebakaran akibat korsleting.

Bagi konsumen, memastikan instalasi listrik di rumah ditangani oleh instalatur yang memiliki Sertifikat Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan (SKTTK) adalah langkah penting. Sertifikasi ini dikeluarkan oleh Kementerian ESDM sebagai bukti bahwa teknisi telah memenuhi standar keselamatan kelistrikan nasional dan memiliki kemampuan memasang perangkat listrik dengan benar.

Kelima, gunakan GPAS (RCCB/RCBO) untuk proteksi tambahan dari MCB. Miniature Circuit Breaker (MCB) adalah perangkat pengaman listrik yang secara otomatis memutus aliran listrik saat terjadi korsleting atau beban berlebih.

Namun, penting untuk memastikan MCB yang digunakan memiliki kualitas baik dan sesuai standar keamanan. Penggunaan MCB berharga murah tanpa jaminan mutu berisiko gagal atau terlambat memutus arus, terutama jika bahan pembuatnya tidak tahan panas saat korsleting terjadi sehingga hal ini justru dapat menjadi pemicu kebakaran.

Meskipun MCB penting, diperlukan juga Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS) atau Residual Current Circuit Breaker (RCCB) untuk memutus aliran listrik secara otomatis saat terdeteksi kebocoran arus, bahkan arus sekecil 30 mA. Karena saling melengkapi, penggunaan MCB dan RCCB secara bersamaan menjadi standar wajib dalam instalasi listrik rumah tangga untuk memastikan perlindungan maksimal sesuai regulasi yang berlaku.

“Langkah-langkah ini merupakan bagian penting dari upaya membangun hunian yang lebih aman, andal, dan sesuai standar, sekaligus mendukung terciptanya budaya keselamatan listrik di masyarakat,” ungkap Martin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here