
Jakarta, Petrominer – PT United Tractors Tbk melaporkan pendapatan bersih sebesar Rp 68,5 triliun sepanjang enam bulan pertama tahun 2025. Kinerja ini naik sebesar 6 persen dari Rp 64,5 triliun yang diraih pada periode yang sama tahun 2024.
Presiden Direktur United Tractors, Frans Kesuma, menjelaskan sumber pendapatan bersih pada semester pertama 2025 tersebut terutama berasal dari segmen Kontraktor Penambangan sebesar Rp 26,1 triliun, segmen Mesin Konstruksi Rp 20,9 triliun, segmen Pertambangan Batubara Termal dan Metalurgi Rp 13,4 triliun dan segmen Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya sebesar Rp 7,0 triliun.
“Secara umum, kinerja Perseroan hingga pertengahan tahun 2025 berjalan cukup baik dan sejalan dengan rencana,” ujar Frans dalam Paparan Publik secara daring dalam rangkaian acara Public Expose Live 2025 yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/9).
Dia mengatakan di tengah kondisi bisnis yang dinamis serta tekanan pada harga batubara, perusahaan mampu mempertahankan neraca keuangan yang solid. Hal ini memberikan ruang bagi United Tractor untuk terus menjajaki peluang investasi, sekaligus melanjutkan diversifikasi portofolio di masa mendatang.
“Dengan fondasi tersebut, kami optimis Perseroan dapat mencatatkan kinerja yang lebih baik pada tahun 2026 dan seterusnya,” ungkap Frans.
Lebih lanjut, dia menyampaikan laba bersih turun 15 persen menjadi Rp 8,1 triliun. Kinerja ini disebabkan oleh penurunan kinerja dari segmen Kontraktor Penambangan yang terkendala curah hujan tinggi dan segmen Pertambangan Batubara Termal dan Metalurgi akibat harga jual batubara yang lebih rendah. Namun sebagian dapat diimbangi oleh peningkatan kontribusi dari segmen Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya serta segmen Mesin Konstruksi.
Akuisisi Supreme Energy
Dalam acara paparan publik tersebut, United Tractors juga menyampaikan inisiatif pengembangan bisnis, kinerja operasional hingga bulan Juli 2025, serta tanggung jawab sosial perusahaan.
Pada bulan Juni 2025, ungkap Frans, United Tractors melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN) menyelesaikan akuisisi tambahan 30,6 persen saham di Supreme Energy Sriwijaya (SES) senilai US$ 30,8 juta. Aksi korporasi ini meningkatkan total kepemilikan di SES menjadi 80,2 persen.
SES adalah pemegang 25,2 persen saham di Supreme Energy Rantau Dedap (SERD), yang memiliki proyek panas bumi di Sumatera Selatan dengan kapasitas terpasang 91,2 megawatt (MW). Setelah transaksi ini, total kepemilikan saham langsung dan tidak langsung United Tractors di SERD menjadi 40,4 persen.
United Tractor memiliki lima segmen usaha. Segmen pertama adalah Mesin Konstruksi, yang bergerak di bidang distribusi alat berat dan layanan purna jual. Segmen kedua adalah Kontraktor Penambangan, yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara. Segmen ketiga adalah Pertambangan, terdiri dari Pertambangan Batu Bara dengan holding company PT Tuah Turangga Agung, Pertambangan Emas melalui PT Agincourt Resources dan PT Sumbawa Jutaraya serta Bisnis Nikel yang dijalankan oleh PT Stargate Pasific Resources dan investasi pada Nickel Industries Limited (NIC). Segmen keempat adalah Industri Konstruksi, dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk dan segmen kelima adalah bidang Energi yang dijalankan oleh PT Energia Prima Nusantara.

























