Kilang LNG Tangguh, Papua Barat, akan menjadi salah satu kilang LNG dengan tingkat emisi karbon terendah di dunia.

Denpasar, Petrominer – Sebangai upaya mencapai target produksi migas dengan tetap mendukung pencapaian target pembangunan rendah karbon (RPK), SKK Migas menyusun roadmap untuk pengelolaan lingkungan industri hulu migas di masa depan. Agar efektif, saat ini SKK Migas sedang melakukan benchmarking dan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya untuk melihat potensi strategi untuk mencapai target-target tersebut.

“Saat ini, kami sedang melakukan kajian melalui benchmarking potensi kegiatan dan strategi yang akan dilakukan. Hasil benchmarking akan digunakan untuk menyusun roadmap, sehingga dapat diketahui prioritas utama strategi untuk penurunan emisi karbon dalam rangka peningkatan produksi migas,” kata Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, Senin (29/11).

Dwi menargetkan dalam waktu tiga hingga empat bulan ke depan, roadmap telah dapat diselesaikan. Dengan begitu, SKK Migas bersama para stakeholder dapat bekerjasama mendukung pelaksanaan program yang akan dilakukan KKKS secara maksimal.

Saat ini, menurutnya, SKK Migas telah memiliki enam strategi untuk mengawal industri hulu migas di era rendah karbon. Yaitu penerapan kebijakan dan regulasi yang dapat mendukung penerapan rendah karbon; Pengelolaan energi; zero routine flaring; mengurangi emisi kebocoran; penghijauan dan CCS/CCUS.

Salah satu program, yaitu program penghijauan, telah masuk ke dalam Key Performance Indicator (KPI) SKK Migas. Program penghijauan dimasukan ke dalam KPI SKK Migas untuk memastikan realisasi proyek di lapangan.

Dalam rangkaian acara pembukaan The 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021 (IOG 2021), SKK Migas dengan bp Indonesia menandatangani sebuah nota kesepakatan untuk mengembangkan proyek Vorwata Enhanced Gas Recovery-Carbon Capture, Utilization and Storage (Vorwata EGR-CCUS) di Papua.

Penandatangan nota kesepakatan ini merupakan langkah konkret SKK Migas mendukung Pemerintah untuk menjawab tantangan perkembangan zaman yaitu terkait net zero emission. Pada tahun 2060, Pemerintah menargetkan Indonesia bisa menuju kondisi zero emission.

“Melalui proyek ini, gas CO2 yang diproduksi akan dinjeksikan kembali ke dalam reservoir Vorwata untuk membantu meningkatkan produksi gas,” ungkap Dwi.

Dia menegaskan, Vorwata EGR-CCUS menjadi proyek EGR-CCUS pertama di Indonesia. Proyek ini diharapkan mulai beroperasi di tahun 2026 atau 2027. Dengan proyek ini, direncanakan sebanyak 4 juta ton gas CO2 per tahun dapat diinjeksikan kembali ke dalam reservoir setiap tahun.

Secara total, jumlah CO2 yang diinjeksikan akan mencapai 25 juta ton pada tahun 2035 dan 33 juta ton tahun 2045. Dari sisi produksi gas, proyek ini berpotensi meningkatkan produksi gas sebesar 300 milyar kaki kubik (BCF) pada tahun 2035 atau mencapai 520 BCF tahun 2045.

“Dengan melakukan hal ini, kita akan meningkatkan produksi sekaligus mengurangi emisi karbon,” ujar President bp Indonesia, Nader Zaki.

Menurut Nader, saat proyek ini mulai beroperasi di tahun 2026 atau 2027, Kilang LNG Tangguh akan menjadi salah satu kilang LNG dengan tingkat emisi karbon terendah di dunia.

Sementara Tenaga Ahli Menteri ESDM, Nanang Untung, menyebutkan bahwa CCUS dilakukan sebagai terobosan baru untuk meningkatkan investasi di sektor hulu migas. Selain pemain utama hulu migas, nantinya investor kecil juga diharapkan dapat menerapkan teknologi untuk mendukung program rendah karbon tersebut.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here