Launching Software PertafloSIM dari Research & Technology Center oleh Direktur PIMR Heru Setiawan dan Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu beserta jajaran secara simbolis di Jakarta, Senin (15/4).

Jakarta, Petrominer – PT Pertamina (Persero) terus berupaya melakukan efisiensi dalam operasi hulu minyak dan gas bumi (migas). Beragam inovasi pun dicoba untuk mendukung upaya penghematan tersebut.

Salah satunya dengan pemanfaatan PertafloSIM, sebuah software penghitung aliran migas dalam pipa sejak dari dasar sumur hingga ke permukaan. Software ini merupakan hasil inovasi Tim Research and Technology Center Pertamina bersama dengan Research Consortium OPPINET Institut Teknologi Bandung (ITB).

“Inovasi software ini merupakan bagian dari upaya Pertamina untuk melakukan efisiensi khususnya di sektor hulu. Karena biayanya jauh lebih hemat dibandingkan software komersial dengan sistem sewa lisensi yang sebelumnya digunakan Pertamina,” ujar Direktur Perencanaan, Investasi, dan Manajemen Risiko (PIMR) Pertamina, Heru Setiawan, dalam acara peluncuran PertafloSIM, Senin (15/4).

Heru menyatakan, Pertamina saat ini sedang mengembangkan jaringan perpipaan yang luas pada blok-blok migas terrminasi. Dengan begitu, software ini sangat mendukung efisiensi di sektor hulu.

PertafloSIM, jelasnya, merupakan kebanggaan karena hasil inovasi anak negeri sendiri. Kinerjanya sudah divalidasi dengan data lapangan-lapangan di Indonesia, dan berhasil memberikan solusi terhadap masalah operasi yang ada.

“Software ini sudah diterapkan pada uji coba di Lapangan Tambun yang memiliki jaringan lengkap mulai dari dry gas, black oil, dan model multiphase compositional,” tegas Heru.

PertafloSIM juga telah dipresentasikan kepada SKK Migas dan Direktorat Hulu Pertamina yang akan menjadi potensi pengguna paling besar mulai dari Upstream Technical Center, Eksploitasi Pertamina EP, Asset-1, Asset-2, Asset-3, Asset-4, dan Asset-5 Pertamina EP, Pertamina Hulu Energi, dan Pertamina Hulu Mahakam.

PertafloSIM merupakan hasil riset dan kajian yang panjang antara Pertamina dengan ITB. Awalnya, software ini dikembangkan di sebuah mesin pemrograman, kemudian sejak tahun 2016 muncul ide untuk membuat software dalam sebuah Graphical User Interface yang lengkap berisi modul-modul yang dibutuhkan yang akan menjadi alat kerja engineer sehari-sehari. Pada tahun 2016, usulan nama software adalah Pertaflo, dan di awal tahun 2019 disepakati seluruh pihak nama software ini menjadi PertafloSIM.

Ke depan, PertafloSIM rencananya akan digunakan secara intensif di lingkungan Pertamina sehingga terwujud efisiensi biaya produksi dan terciptanya potensi perusahaan dalam mengembangkan teknologi sendiri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here