Jakarta, Petrominer – Pasca insiden di Terminal BBM Plumpang, PT Pertamina (Persero) kembali menyampaikan pentingnya keberadaan buffer zone (zona aman) pada fasilitas strategis perusahaan demi menjamin keselamatan warga. Apalagi, Terminal BBM Plumpang punya peran strategis dalam menjamin pasokan BBM nasional.
“Terminal BBM Plumpang merupakan salah satu objek vital nasional yang menjadi tulang punggung ketahanan pasokan BBM di sejumlah wilayah. Terminal BBM ini memasok BBM untuk 790 SPBU di 19 Kota/Kabupaten. Lokasi ini berkontribusi sebanyak 15 persen untuk penyediaan BBM nasional,” ungkap Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, pada Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (16/3).
Dengan begitu besarnya peran Terminal BBM Plumpang, menurut Nicke, fasilitas ini tidak serta merta bisa ditutup karena akan berpengaruh pada ketahanan nasional. Karena itulah, keberadaan buffer zone menjadi sebuah keharusan, mengingat fasilitas operasi Pertamina tetap memiliki potensi bahaya.
“Dengan adanya buffer zone, maka akan membantu menjaga keselamatan masyarakat yang berada di sekitar wilayah Terminal BBM Plumpang,” tegasnya.
Upaya Pertamina tersebut mendapatkan dukungan dari Komisi VII DPR RI. Dalam kesimpulan RDP hari itu, Komisi VII meminta Pertamina mengimplementasikan buffer zone secara tegas dan konsekuen dalam rangka menjaga keselamatan kerja dan warga sekitar.
Dalam rapat tersebut, Nicke juga menyampaikan bahwa Pertamina terus berupaya menjamin pasokan BBM di wilayah Jabodetabek, agar tidak mengalami gangguan. Suplai BBM yang sebelumnya melalui pipa diganti dengan pengiriman melalui laut dan menambah pengiriman melalui mobil tangki.
“Upaya menjamin pasokan BBM aman pasca insiden sangat penting, karena saat ini Terminal BBM Plumpang menyokong 15 persen suplai BBM nasional,” tegasnya.
Terminal Baru
Terminal BBM Plumpang merupakan salah satu fasilitas penting yang terintegrasi dengan fasilitas Pertamina lainnya di Integrated Terminal Jakarta. Terminal BBM Plumpang berperan dalam storage BBM retail yang menyuplai untuk 790 SPBU di 19 Kota/Kabupaten yang mencakup provinsi DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat.
Terminal BBM Plumpang juga memiliki supply chain yang lengkap, di mana pasokan BBM dikirimkan dari Kilang Pertamina Balongan melalui pipa sepanjang lebih dari 200 km dan dari kapal laut. Terminal BBM ini juga menjadi fasilitas penunjang untuk LPG, Pelumas, dan sebagai pusat riset.
Terkait rencana pembangunan fasilitas di lokasi baru, Nicke menjelaskan bahwa lokasi tersebut bukan untuk menggantikan atau memindahkan Terminal BBM Plumpang.
“Membangun terminal di lokasi baru sudah dicanangkan sejak tiga tahun lalu yang tujuannya untuk mendukung program transisi energi Pertamina, di mana membutuhkan fasilitas tambahan untuk produk-produk baru,” ungkapnya.
Nantinya di lokasi baru, Pertamina akan membangun Green Multi Purpose Terminal yang akan menjadi fasilitas pendukung bisnis Petrochemical, Ammonia, Hydrogen, Green/Sustainable Aviation Fuel, Biofuel, dan lain-lain. Multi purpose terminal ini juga akan mendukung upaya Pertamina mencapai target Net Zero Emission di tahun 2060 sebagai green terminal.
Multi purpose terminal ini juga akan memiliki dermaga yang lebih dalam sehingga dapat menampung kapal yang lebih besar untuk mendukung rantai pasok Pertamina.
“Jadi terminal baru ini sejak dahulu sudah masuk dalam rencana jangka panjang perusahaan, bukan dibangun semata-mata karena insiden Plumpang. Nantinya terminal baru dan Terminal BBM Plumpang akan berjalan berdampingan. Terminal BBM Plumpang tetap beroperasi untuk storage BBM industri,” jelas Nicke.